Daily Trend – Sebuah aksi nyata pelestarian lingkungan dilakukan oleh CCB Indonesia sebagai donatur utama, bersama Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) 1985 sebagai donatur pendamping, dengan menanam 5.000 bibit mangrove di Muara Beting, Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi. Kegiatan ini menggandeng Yayasan Indonesia Hijau sebagai mitra pelaksana di lapangan, dengan dukungan fasilitasi dari Gabungan Tutorial & Collaborator (Gabut & Co.).
Penanaman mangrove ini tidak hanya menjadi langkah melawan abrasi, tetapi juga bagian dari upaya membangun kesadaran lingkungan di tengah masyarakat pesisir. Abrasi yang melanda Muara Gembong selama beberapa tahun terakhir telah mengikis garis pantai dan mengancam mata pencaharian warga. Dengan adanya kegiatan ini, harapan baru tumbuh, tidak hanya bagi ekosistem, tetapi juga bagi kehidupan sosial ekonomi warga.
Acara pembukaan pada Rabu pagi itu dipusatkan di Balai Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, dan dihadiri perwakilan dari berbagai pihak. Hadir Bapak Deden Hermawan dari Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Bapak Wahyudin dari Bimaspol Muara Gembong, perwakilan Lurah Pantai Bahagia Ibu Nur Angraeni, Bapak Ahmad Qurtubi selaku Sekretaris Desa, tokoh RW dan RT setempat, ketua Yayasan Indonesia Hijau Bapak Arifin Adib, serta relawan komunitas pecinta lingkungan. Kehadiran para tamu undangan menunjukkan dukungan luas terhadap inisiatif ini.
Penanaman Bibit Mangrove Bersama Bank CCB Indonesia Tbk dan Alumni FEUI 1985
Direktur Bank CCB Indonesia, Bapak Agresius R. Kadiaman, menegaskan bahwa langkah ini adalah bentuk komitmen Bank terhadap keberlanjutan lingkungan. “Kami ingin memberi kontribusi yang nyata bagi masyarakat dan pelestarian alam. Mangrove adalah investasi bagi masa depan” ujarnya. Dukungan Alumni FEUI 1985 menambah kekuatan kolaborasi ini, dengan kehadiran para alumni di lapangan yang menjadi teladan kepedulian.
Kegiatan dimulai pukul 09.00, sesudah menempuh perjalanan darat sekitar 2,5 jam dari Jakarta ke Balai Desa Pantai Bahagia sebagai titik kumpul. Setelah penyambutan, doa, dan penyerahan piagam kepada sponsor, peserta menaiki kapal menuju lokasi penanaman di Muara Beting. Empat armada kapal digunakan untuk mengangkut tamu undangan, relawan, dan panitia. Setibanya di lokasi, para peserta mengenakan atribut dari Yayasan Indonesia Hijau dan menanam bibit secara simbolis serta bergantian di lahan yang telah disiapkan. Suasana penuh semangat terlihat ketika semua pihak, dari donatur hingga warga setempat, bahu-membahu menancapkan bibit di tanah berlumpur.
Usai penanaman, peserta kembali ke titik kumpul, membersihkan diri, lalu menikmati makan siang bersama. Momen ini menjadi ajang mempererat hubungan antara pihak donatur, mitra pelaksana, dan masyarakat lokal. Yayasan Indonesia Hijau akan memantau pertumbuhan bibit selama satu tahun penuh untuk memastikan tingkat keberhasilan yang optimal.
Dari Kita untuk Alam, Penanaman 5000 Bibit Mangrove
Monitoring ini dilakukan bersama partnership Gabut & Co. yang dipimpin Tina Septiani Siregar, serta komunitas pecinta lingkungan yang terlibat langsung di lapangan.
Aksi ini membuktikan bahwa kerja sama antara korporasi, komunitas, dan warga dapat menjadi kekuatan besar untuk melindungi lingkungan. Dari Muara Beting, semangat “Dari Kita untuk Alam” bergema sebagai pesan bahwa masa depan pesisir dimulai dari langkah bersama hari ini.