Daily Trend - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) telah menyelenggarakan seminar daring dengan tema Literasi Digital: “Cermati Praktek Scamming di Dunia Digital”.
Seminar ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 melalui platform Zoom meeting. Terdapat empat narasumber yang mumpuni di bidangnya sebagai pembicara, yaitu Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari yang merupakan seorang Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., sebagai Dirjen Aplikasi Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI, Bapak Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com., yang merupakan seorang Pakar Kehumasan, serta Bapak Eko Febrianto, S.Sos., M.I.Kom., yang merupakan seorang dosen sekaligus praktisi media.
Seminar ini merupakan dukungan Kemenkominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Seminar Ngobrol Bareng Legislator memiliki beberapa tujuan, di antaranya yaitu untuk mendorong masyarakat supaya mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai sarana edukasi; memberdayakan masyarakat agar dapat memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan dan bermanfaat; memberikan informasi yang lengkap kepada masyarakat terkait pembangunan Infrastruktur TIK yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya oleh APTIKA; mendorong dan memotivasi peran orang tua dalam pendampingan pembelajaran di masa pandemi; serta mewujudkan jaringan informasi serta media komunikasi dua arah antara masyarakat dengan masyarakat maupun dengan pihak lainnya. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.
Seminar dimulai pada pukul 13.00 WIB yang diawali oleh hiburan band pada 15 menit sebelumnya. Kemudian, ditampilkan pula video-video yang berkaitan dengan literasi digital. Seminar dibuka oleh seorang Master of Ceremony (MC) dengan menyapa para narasumber yang akan memberi paparan materi kepada seluruh peserta. Saat memasuki sesi pemaparan materi, MC menyerahkan acara kepada moderator untuk memandu sesi paparan dan sesi diskusi. Sesi pemaparan materi diawali oleh pengantar oleh Bapak Dr. H. Abdul Kharis Almasyhari.
Pak Kharis menyebutkan bahwa korban scamming tidak hanya ribuan orang, namun mencapai puluhan ribu, dengan skala nominal yang bervariasi, mulai dari yang sedikit, hingga membuat orang bisa menjual mobil, tanah, maupun aset lainnya. Selain itu, korban scamming juga tidak hanya pada masyarakat berpendidikan rendah, namun seorang dosen dengan gelar doktor lulusan luar negeri pun ada yang terkena scamming. Beliau juga menjelaskan bahwa di DPR-RI, mereka melakukan pemberian edukasi dan literasi terkait scamming kepada masyarakat, termasuk salah satunya dalam bentuk kegiatan Ngobrol Bareng Legislator tersebut. “Saya mengimbau kepada seluruh peserta, jangan sampai kita terjatuh menjadi korban scamming”, pesan Pak Kharis di sesi pengantar materinya.
Seminar dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Kominfo RI melalui tampilan video. Dalam video tersebut, beliau yang akrab dipanggil Bapak Semmy menjelaskan bahwa memasuki tahun 2024, perwujudan Indonesia Digital Nation tetap menjadi salah satu prioritas utama guna mewujudkan Indonesia yang makin digital dan maju. Kemenkominfo melalui Dirjen APTIKA terus berkomitmen dalam menyelenggarakan berbagai inisiatif dan program peningkatan literasi digital, guna mendukung upaya transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, serta berkelanjutan. Beliau menyampaikan bahwa upaya transformasi digital ini perlu terus dilakukan untuk mendorong kemajuan perekonomian bangsa dan membuka berbagai peluang bagi masyarakat Indonesia, mengingat perkembangan teknologi digital saat ini telah mengubah cara kita bekerja, berusaha, dan menjalani kehidupan sehari-hari.
Pemaparan materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com. Beliau menjelaskan bahwa aksi scamming di media online merupakan bentuk penipuan online yang merugikan netizen dengan berbagai macam bentuknya, seperti janji-janji palsu atau penawaran yang menggiurkan, kemudian diminta ambil keputusan secara cepat atau singkat, diminta informasi pribadi yang penting, seperti kartu kredit.
Beliau mengimbau kepada para pengguna internet untuk berhati-hati, dengan melakukan beberapa hal berikut, seperti menggunakan kata sandi yang kuat dan autentikasi dua faktor, menghindari tautan online yang mencurigakan, serta waspada terhadap wifi dan unduhan gratis. Sebagai penutup, beliau berpesan kepada para peserta, “Supaya kita menjadi orang Indonesia yang tidak mudah terkena tipu, kita harus meningkatkan kompetensi kesadaran yang baru, yaitu digital quotient.”
Bapak Eko Febrianto, S.Sos., M.I.Kom., menjadi pemateri terakhir yang memaparkan materinya. Beliau menyebutkan bahwa scamming adalah sesuatu hal yang harus kita semua waspadai, karena sangat membahayakan dan memberikan efek tidak baik pada kita.
Menurut beliau, fenomena scamming di dunia digital beriringan dengan semakin canggihnya dan berkembangnya teknologi. Beliau juga menjelaskan bahwa aksi penipuan scamming berkedok penjualan produk, penawaran hadiah, penipuan pinjaman, penawaran kerja sama yang menjanjikan keuntungan dan sebagainya, sehingga korban percaya dan memberikan sejumlah uang, informasi, data pribadi yang bisa disalahgunakan.
Ada beberapa jenis scamming yang dijelaskan oleh Pak Eko, yaitu phising, catfishing, auction fraud, dan donation scam. Di akhir sesinya, beliau memberikan beberapa cara untuk menghindari scamming, yaitu hindari memberikan informasi berupa data pribadi, memastikan keamanan website yang diakses, menggunakan kombinasi password yang kuat, tidak membagikan kode one time-password (OTP) kepada orang lain, dan tidak boleh mudah percaya pada orang lain
Setelah paparan materi dari keempat narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam memberikan pertanyaan. Dari 150 peserta, terdapat tiga pertanyaan yang terpilih.
Sesi diskusi melalui tanya jawab berjalan interaktif antara narasumber dan peserta. Setelah selesai sesi diskusi, moderator mengembalikan acara kepada MC.
Acara ditutup secara resmi oleh MC pada puku 15.00 WIB. Seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana penambahan literasi digital bagi masyarakat sebagai dukungan kepada pemerintah mewujudkan transformasi digital Indonesia.